Berlalu dan terus mengada,Telah tiba dan sampai itu jua,Tetap menghadap sampai lupa mengenal sudah.
Antara Daulat Ambisi dan Daulat
Kemanusian
Kesadaran Moralitas pada
hakikatnya adalah kompetisi memperebutkan amanah, ini nyata diartikulasikan
dengan sempit oleh kompetitor murahan sebagai praktek ekstrim yang mengancam
keharmonisan Generasi.
Caci maki tak cerdas di sembur yang selanjutnya menampar
Ke-Kita-an. Fenomena objektif ini, dipicu oleh prinsip ke-kami-an yang harus
menang, yang kental lengket pada mereka adalah penganut faham dangkal
ke-kami-an.
Tak heran, meski para penggiat pencerah mendendangkan syair etika
kemanusiaan namun kadang belum mampu membendung ancaman daulat ambisi.
Kearifan dikucilkan oleh kepentingan. Ke-kita-an seakan menjadi
menu basi yang tak sudi dilumat oleh bendera-bendera Ke-kami-an yang tampil
berkibar dengan dandanan keangkuhan. Kebersamaan, kekeluargaan dan spirit
Aosasongrabuba ialah warisan etika
leluhur ketimuran dapat retak atas ulah dari hantaman virus hujat
menghujat yang riuh bergentayangan ditiap sudut negeri. Nilai antik kearifan
sering dibikin rapuh oleh penggiat scenario horor. Ini adalah kaki yang
berbaris bersiap untuk men-sepak habis kearifan.
Benturan horizontal antara generasi sebagai bias pergolakan
ditingkat kaum intelektual muda terjadi diatas tanah pusaka kita. Kompetisi
disinggasana berimbas pada penyakit Kegaduhan masal. Cukup ironis, tatkala
bibir selebriti berlipstik licik, licin menyembur fitnah digelanggang
kedaulatan yang membuat generasi terkuyur dogma buta, maka akan tercurah hasrat
agresif untuk saling menyerang dan meruntuhan identitas ke-kita-an yang
merupakan warisan leluhur demi kemenangan ke-kami-an semata.
Semua demi kita dan kepada generasi...!!Minatnya... untuk privasi atau semua demi generasi.....!!!
Ini adalah lirik pidato yang akrab terpercik dari mulut semua kaun
muda. Kompetitor intelektual muda yang tak ingin menampar citranya dengan
tuturnya sendiri mestinya benar-benar konsisten untuk mengaktualisasikan
statemennya secara konkrit tidak lagi menganugrahkan kobobrokan dalam
solidaritas sosial agar senantiasa meminimalisir serta meniadakan kontradiksi
destruktif irasional pada tubuh generasi ditengah poros zaman yang mengendaki.
Daulat generasi mesti di tegakkan
diatas prinsip daulat generasi pula. Pertanggung jawaban publik moralitas
intelektual menjadi niscaya oleh karena keutuhan kesadaran ada di tangan aku,
kamu dan kita semua.
Menjaga proses kesadaran dan memahami secara benar hak-hak yang
kita miliki, menjaganya agar siapapun dapat menghormatinya, melawan siapapun
yang melanggar hak-hak itu.
Merawat proses kesadaran dan menyatakan sikap secara rasional agar
mapan sambil ikhlas menerima orang dengan sikap yang berbeda. Pengabaian
moralitas berarti sebuah penghianatan atas prinsip suara generasi yang
mengatasnamakan suara tuhan.
Perlu diingat dan bukan sebaliknya di abaikan adalah warisan
kekayaan leluhur anak cucu Maluku, pesan moril dari mulut keriput leluhur
tentang ke-kita-an, jikalau kita tidak menyatu dengan detak denyut nadi anak
cucu Maluku, tak ditaati sebagai acuan tindak, maka kita adalah anak cucu yang
sangat patut dikategorikan penghianat identitas leluhur sendiri.
Hemat pikir, untuk merawat, melaksanakan dan mengawasi proses kesadaran Intelektual ini
maka saling mengingatkan antara sesama cukup signifikan sebagai sikap untuk
menghindari pencemaran dilingkungan rumah kedaulatan generasi dengan sampah
daulat kepentingan tanpa aturan.
Merendah untuk meninggalkan egoisme, apatisme dan panatisme yang
bergejolak naluri kesetanan, lalu berdiri diatas regulasi kesadaran sehat pada
dasar moralitas yang bersih dan jangan mengintervensi dan mengubah independensi
identitas warisan semangat intelektual menjadi jurang yang penuh nista.
Sekedar menjadi ingatan bagi kita semua. Bahwa diatas lembaran
waktu nan panjang, keringat bercampur air mata perih bercucuran, banjir darah,
dan banyak nyawa terancam punah adalah biaya mahal untuk membayar kemerdekaan
Generasi.
Ke-Aku-anku berkata : kita sebagai generasi muda tidak perlu
melumpuhkan kembali kesadaran yang telah diraih, pula jangan mengantarkan
kemerdekaan kemanusiaan dan nurani sadar kedalam lembaran pusara yan tak
bernama.
Ini himbauan moril sehat yang kami tuangkan.
Diharapkan dapat menjadi catatan oleh para generasi muda Maluku
dan dipertimbangkan demi kemulusan proses transisi generasi masa kini.
Sebab indah atau tidaknya proses implementasi kesadaran
intelektual generasi tergantung dari ukiran tangan kita semua saat ini.
Perubahan adalah konsekuensi. Baik buruknya adalah proses dan
hasil yang diraih....
Mari berpikir sehat dan memulai dari hari ini.. sekali lagi, bukan
untuk privasi tapi demi generasi....
W a s s a l a m.
___________________________
By. Alie Al-Hakim