Dalam posisi asal (natural culture) yang diperbaharui ini, orang berada di balik sebuah ‘selubung ketidaktahuan’, sehingga tidak seorang pun tahu tempatnya dalam masyarakat, posisi kelas atau status sosialnya setiap orang juga tidak tahu keberuntungannya dalam mendistribusi atas asset-asset alamiah dari kemampuannya, kecerdasannya, kekuatan dan atau sebagainya.
Bahkan saya harus menganggap bahwa kelompok orang yang bekerja bersama-sama tidak mengetahui konsepsi mereka tentang kebaikan atau kecenderungan-kecenderungan psikologis yang khusus dari mereka terhadap kondisi sosial.
Jika demikian keadaan, ini memastikan bahwa tidak seorang pun diuntungkan atau dirugikan dalam pilihan prinsip yang dikerenakan hasil atas kesempatan dari keadaan-keadaan sosial yang bersifat kebetulan maupun yang disengajakan akan dibiarkan begitu menjalar begitu saja bahkan dengan wajah sosial yang cacat.
Karena semua mengalami keadaan yang serupa dan tidak seorangpun dapat mendesain prinsip-prinsip yang memberikan keuntungan pada kondisinya yang khusus ke-ongkos sosialnya, melainkan prinsip-prinsip yang terbilang adil itu akan menyerupai curva terbalik dari hasil sebuah kesepakatan atau tawar-menawar yang terselubung (invesible hand). — continued….