GMNI - SEBAGAI GERBONG PENJAGA TOLERANSI


GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GmnI) 
SEBAGAI GERBONG PENJAGA TOLERANSI
https://manawalog.blogspot.com/

manawaLog – Berawal dari pertanyaan yang mendasar, mengapa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) di sandingkan dengan perkataan toleransi. Seperti judul narasi di atas??

Secara historikal, GmnI di lahir dari hasil proses peleburan 3 (tiga) organisasi kemahasiswaan yang memiliki kesamaan ideologi. "Marhaenisme" ajaran bung Karno. 
Ketiga organisasi itu, adalah:
· Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM) yang berpusat di Yogyakarta.
· Gerakan Mahasiswa Merdeka (GM-Merdeka) yang berpusat di Surabaya.
· Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) yang berpusat di Jakarta.

Asal muasal dan latar belakang dari upaya peleburan itu tak lain dan tak bukan sala satunya adalah untuk menjaga persatuan, kesatuan dan toleransi antar mahasiswa, nilai-nilai atau moral etis inilah yang harus di pegang teguh oleh kaders GmnI di tengah-tengah konjangan gelombang kapitalisme di era milenial ini. Upaya politis untuk menggiring nilai-nilai kultural toleransi yang menjadi karakter bangsa Indonesia mulai mengikis dan ironisnya, pengikisan nilai-nilai itu, terjadi di berbagai dimensi termaksud media sosial (medsos) tentunya ini menjadi bumerang tersendiri dalam mengolah kehidupan sosial. 

Oleh sebab itu, bangsa Indonesia patut bersyukur karena beruntung memiliki GmnI  sebagai sala satu organisasi kemahasiswaan terbesar dan terpenting yang memiliki peran strategis untuk melahirkan kader Marhaenis yang menjujung tinggi nilai-nilai toleransi yang kuat, hidup tumbuh sebagai tradisi pergaulan sosial  di dalam masyarakat untuk mencapai sosialiame sesuai dengan tujuan GmnI yang di amanatkan dalam  konstitusi pasal 3 AD/ART bahwa GmnI bertujuan “sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan untuk menciptakan masyarakat sosialisme Indonesia yang berdasarkan Pancasila 1 juni 1945 dan UUD 1945”.

Marhaenisme sebagai idiologi
Gerakan MAhasiswa Nasional Indonesia (GmnI) sebagai organisasi perjuangan yang menjadikan "marhaenisme" ajaran Bung Karno sebagai ideologi" perjuangannya haruslah memiliki peran aktif secara kontinyuitas perjalanan historis kehidupan berbangsa dan bernegara, harus memiliki posisi tawar dan peran strategis dalam konfigurasi kebangsaan untuk melahirkan generasi mudah intelektual yang berwatak marhaenisme yang siap menjawab tantangan politik kebangsaan kekinian.

Sebagai agen perubahan
Sebagai organisasi massa mahasiswa GmnI harus pula menjujung tinggi tugas dan peran kemahasiswaannya sebagai Agent of change. Sebagai aset sosial menghargai perbedaan, pembangunan, persatuan, persaudaraan dan sangat menjaga toleransi antar umat beragama sebagai syarat untuk menciptakan masyarakat sosialisme Indonesia.

Tantangan
Belakangan ini, kader GmnI sudah terjebak dengan problem-problem politik praktis yang reme- teme.
Dalam pusaran itu tak ayal kaders GmnI seringkali di jadikan bara api politik para elite politisi dan tak obahnya sebagai oposan partai politik (parpol) tertentu untuk kepentingan bejat para mafya yang hanya mementingkan kepentingan kekuasaan dan bisnis.

Kongres Ambon dan Rekontruksi GmnI
Melalui Kongres yang nantinya diadakan di kota Ambon beberapa bulan kedepan dalam ruang dialektika itu, GmnI harus membongkar kebiasaan lama. Membongkar pola fikir, menata dan merekontrusi kembali semangat pereburan 3 (tiga) organisasi agar wadah GmnI sebagai organisasi perjuangan yang independen yang berjuang dan memiliki tugas memperjuangkan hak-hak kaum marhaen.

Kongres GmnI 2019, yang akan di adakan di kota Ambon. Negeri Para Raja, negeri laborarorium toleransi ini memiliki arti dan nilai tersendiri diberbagai sengketa politik internal, dan berbagai problematika keorganisasian dan kebangsaan saat ini bisa bangun melalui ide-ide, kebijakan-kebijakan yang akan yang tertuang dalam perhelatan kongres nantinya.

Suasana toleransi kota Ambon juga akan memberi semangat tersendiri dalam kongres sesuai dengan karakter dan sifat asli masyarakat Maluku yang sangat mencintai akan toleransi.

Maka GmnI sebagai lokomotif gerakan dan pemersatu seluruh kaulah mudah dari Sabang sampai Meraoke hendaknya dapat mempertegas jalannya revolusi indonesia sesuai dengan amanat Bung Karno "sosialisme Indonesia bisa tercapai hanya dengan berdiri di atas prinsip "PERSATUAN, PERSAUDARAAN, PERMUSYAWARATAN, KEADILAN dan KETUHANAN".
Inilah satu-satunya prinsip untuk memperkuat toleransi.

MERDEKA

GMNI JAYA



_____________________________________________
Penulis: Bung Adam Wailissa
Editor   : Alie Al-Hakim


Related Posts: